Mental health, Bekal Utama menghadapi Seleksi Perguruan Tinggi
January 24, 2021
Pada
era globalisasi persaingan di dunia pendidikan semakin ketat. Begitu juga di
negara Indonesia dalam dunia pendidikan
memegang peran signifikan dengan dikembangkannya melalui sistem pendidikan
nasional. Pendidikan adalah program jangka panjang sesuai konstitusi 1945.
Kualitas SDM merupakan investasi bangsa Indonesia melalui penguasaan IPTEK.
Remaja Indonesia sebagai generasi penerus bangsa memberikan tuntutan kecerdasan
untuk menentukan keputusan tentang masa depan terkait dengan pilihan karier
dengan berbagai tantangan di masa depan serta tanggung jawab terhadap masa
depannya sendiri. Salah satunya yaitu remaja yang berada di bangku menengah ke
atas yang memutuskan untuk melanjutkannya ke Perguruan Tinggi. Namun semakin bertambahnya penduduk semakin
ketat pula persaingannya. Menurut jaringan terluas Indonesia (2015) bahwa total
kursi PTN diperebutkan lewat seleksi
SBMPTN 2015 mencapai 99.223 dengan kuota 30%, SNMPTN 50%,dan jalur mandiri 20%.
Persaingan
masuk Perguruan Tinggi ini
tentunya menjadi bahasan bagi para pelajar kelas 3 SMA yang memutuskan untuk
melanjutkan pendidikannye ke jenjang perguruan tinggi tentunya. Hingga tak
dapat dipungkiri kesehatan mental pun bisa saja turun drastis. Untuk itu, bukan
hanya mempersiapkan materi pembelajaran saja yang diutamakan, tetapi kesehatan
mental atau mental health siswa tersebut harus menjadi bekal utama.
Ketika seorang siswa sudah bisa dikatakan mahir dalam pembelajaran namun tidak
didukung dengan mental health nya
yang baik, bisa saja terjadi hal yang tak terduga yang tidak diinginkan seperti
seketika bekal materi pembelajaran yang sudah ia pelajari menjadi terlupakan.
Untuk itu, Seleksi Perguruan Tinggi
yang akan dilaksanakan siswa perlu juga bekal utama lain selain materi
pembelajaran yaitu mental health yang
sangat baik pada dirinya.
Kesehatan
mental merupakan sebuah kondisi dimana individu terbebas dari segala bentuk
gejala-gejala gangguan mental. Dalam hal siswa yang sedang mengikuti Seleksi
Perguruan Tinggi, tak dapat dipungkiri pasti mereka terkadang merasakan cemas,
khawatir, bingung, takut, insecure dan lain sebagainya. Ada beberapa
siswa yang sebagian bisa mengendalikan rasa kekhawatiran itu semua dengan
hal-hal positif, namun pasti ada juga siswa yang dikhawatirkan akhirnya mereka
malah melakukan hal-hal yang bisa membahayakan diri mereka. Untuk itu diperlukanlah bekal mental health
pada diri siswa seperti disaat keadaan seperti ini.
Adapun hal-hal yang bisa mendorong siswa agar memiliki jiwa ‘mental health’ positif pada diri mereka, terutama ketika mengikuti seleksi perguruan tinggi diantaranya :
- Kendalikan diri sendiri. Bagaimanapun diri siswa sendirilah yang hanya bisa mengontrol dan mengendalikannya. Walaupun lingkungan sekitar sudah memberikan aturan, saran, atau sejenisnya, namun tetap saja siswa yang akan menentukan dan mengontrol bagaimana akhirnya.
- Orang terdekat dan Lingkungan sebagai faktor pendorong. Berarti setiap siswa berusahalah untuk membawa diri selalu berada dalam lingkungan orang-orang yang membawa pengaruh positif kepada diri siswa.
- Tujuan untuk mencapai rencana yang sudah di agendakan, ketika merasa lelah ingatlah tujuan mengapa melakukan hal itu.
- Awalilah hari dengan hal positif.
- Jangan terus belajar, Bukan berarti tidak boleh terus berusaha tapi ada saatnya istirahat dan perlu juga memberikan reward pada diri sendiri.
- Percaya pada diri sendiri.
- Menghargai usaha yang telah dilakukan.
- Jangan membandingkan kemampuan diri dengan orang lain.
- Selalu berpikiran positif, hindari memikirkan hal-hal negatif, namun waspada juga dibutuhkan.
- Tidak mencemaskan hal-hal yang sebelumnya belum tentu akan terjadi, maksimalkan aktivitas yang harus dilakukan hari ini, jangan memenuhi pikiran hari ini mengenai hari esok.
- Syukurilah dengan apa yang kita miliki.
- Enjoy-lah dengan segala aktivitas yang sedang dilakukan.
- Sharing dengan orangtua, teman, ataupun oranglain untuk saling memberikan semangat.
- Menjaga kesehatan dan pola makan, jangan lupa makan sayur dan buah, serta minum air mineral cukup.
- Olahraga teratur, minimal stretching sebelum atau saat bangun tidur.
- Istirahat yang cukup, tanpa gadget disamping.
- Berdoa tidak boleh terlupakan, jika menginginkan sesuatu hanya perlu memintanya pada yang kuasa.
Semoga semua siswa kelas 3 SMA yang sedang
berjuang mencapai mimpinya tetap bisa mengatur porsi kemampuannya, baik itu
kemamuan fisik, mental, pikiran dan hal lain sebagainya. Janganlah berlebihan
terhadap suatu hal karena perhiasan duniawinya saja. Ingat bahwa Tuhanlah yang
mengatur segalanya.Yang terpenting tetaplah ikhtiar berusaha semampunya, berdoa
terus kepada yang kuasa, dan pasrahkan hasilnya kepada-Nya.
Referensi
:
Djuwitasari,S., &
Djalali,M.A. (2015). Percaya Diri,
Dukungan Sosial dan Kecemasan Siswa Menghadapi Seleksi Perguruan Tinggi. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia. 4
(03) : 296 – 303
Putri, A.W, dkk. (2015).
Kesehatan Mental Masyarakat Indonesia. Prosiding
Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat. 2(2). ISBN online: 2581-1126
0 comments